Jumat, 17 Desember 2010

Dream & Happiness eps 03, part 1

ACT SATU

FADE IN

01. Int. Kamar Arjuna. Sore

Pemain: Arjuna, Dewa

Arjuna memandang laptopnya, pemindahan data telah selesai, ia segera meremove disk dan mencabutnya. Ia memandang berkeliling mencari tempat menyembunyikannya, ia berlari ke arah rak sepatu, membuka kotak sepatu yang ada di sana dan menyimpan harddisk eksternalnya di sana. Ketika berbalik, ia melihat bantal yang terjatuh dan memungutnya. Tepat pada saat itu Dewa membuka pintu kamar.

Arjuna kaget, ia berdiri tegak. Bantal yang ia pungut sekarang ia cengkeram erat-erat di tangan kanannya. Dewa melangkah maju, tangannya terlipat dan menanyakan apa maksud bantal hati itu ada di tangannya. Dewa lalu meletakkan bantal hati itu di meja belajarnya dan berkata bahwa ia membelinya dari website Single Seven.

CUT TO

02. Int. Rumah Arjuna-dapur+ruang makan. Sore

Pemain: Jerry, Safira

Jerry meletakkan belanjaan yang ia bawa ke atas meja makan. Safira berterima kasih padanya dan menanyakan apakah ia teman Dewa dan darimana mengenal Dewa. Jerry menjawab bahwa ia dahulu teman Dewa selama duduk di bangku SMA dan sekarang menjadi kepala sekolah di tempat Dewa mengajar.

CUT TO

03. Int. Kamar Arjuna. Sore

Pemain: Arjuna, Dewa dan Jerry

Arjuna menanyakan kepada Dewa maksud kedatangannya. Seingat Arjuna, terakhir kali Arjuna berkunjung ke rumah ini ketika masa-masa berkabung saat ibu dan ayah tirinya meninggal. Arjuna saat itu menginap di rumah itu, menemani dan menghiburnya serta membantunya memenangkan adu argumentasi dengan ayah dan kakeknya. Dan itu dua tahun lalu saat ia masih duduk di kelas 3 SMP

FLASHBACK TO

04. Ext. Depan rumah Arjuna. Siang

Pemain: Arjuna, Dewa, Krishna, dan Hastri

Arjuna, Hastri, Krishna dan Dewa turun dari mobil, mereka baru datang dari pemakaman. Mereka mengenakan pakaian berkabung. Mata Arjuna sembab. Dewa yang mengemudikan mobilnya turun paling akhir dan mengunci mobilnya. Krishna berjalan cepat masuk ke halaman diikuti Hastri yang berjalan sambil memeluk Arjuna. Dewa memandang sedan mewah yang parkir tak jauh dari mobil yang ia kemudikan tadi. Sopir sedan mewah tersebut berdiri di dekat sedan mewahnya, mengobrol dengan beberapa orang pelayat. Ketika pandangan Dewa bertatap muka dengan sopir tersebut, sang sopir merapikan posisi tubuhnya dan membungkuk menyapa.

Safira keluar dari dalam rumah, matanya juga sembab. Safira menghampiri Arjuna dan berkata ada kakek-kakek yang ingin menemuinya. Krishna berhenti berjalan, ia berpandangan pada Hastri lalu Arjuna, lalu Dewa. Dewa berkata tanpa suara ‘Papa’.

CUT TO

05. Int. Rumah Arjuna-ruang tamu. Siang

Pemain: Arjuna, Dewa, Krishna, Hastri, safira, Abiyasa (ayah Dewa/ kakek Arjuna), Shinta (anak kedua Abiyasa)

Abiyasa duduk di sofa ruang tamu rumah Arjuna. Matanya terpejam, Shinta memijit pundaknya. Suami Shinta berjalan mendekati pintu yang terbuka sambil menggendong putrinya yang masih balita. Krishna masuk ke ruangan tersebut, ia menyapa ayahnya. Ayahnya menjawab salamnya tanpa membuka mata. Krishna menyalami ayahnya dan mencium tangan ayahnya lalu duduk di sofa, berhadap-hadapan dengan ayahnya.

Arjuna masuk ke ruangan, mencium tangan suami Shinta sambil menyapanya. Mendengar suara Arjuna, Abiyasa membuka matanya. Ia memanggil Arjuna untuk duduk di sofa. Shinta berjalan mendekati Arjuna, Arjuna mencium tangannya. Shinta mengambil alih putrinya dari gendongan ayahnya, berjalan mengikuti Hastri yang membimbing safira ke dapur. Suami Shinta berdiri di dekat Abiyasa. Arjuna mencium tangan Abiyasa lalu duduk di sofa.

Abiyasa berbasa basi dengan arjuna sebentar lalu mengungkapkan keinginannya agar Arjuna mau pindah ke rumah utama. Tinggal bersama Krishna dan dirinya. Krishna berkata bahwa hal itu lebih baik dibicarakan nanti saja. Abiyasa bersikeras untuk membahasnya sekarang. Dewa berkata keras pada Abiyasa, meminta Abiyasa memahami kondisi Arjuna. Dewa meminta Ayahnya untuk tidak bersikap egois dan mementingkan keinginan sendiri. Abiyasa berargumentasi bahwa sudah sepantasnya Arjuna tinggal bersama ayah kandungnya setelah kematian ibunya.

CUT TO

06. Int. Rumah Arjuna-dapur+ruang makan. Siang

Pemain: Safira, Hastri Shinta

Shinta meninabobokkan putrinya. Hastri membuatkan minuman untuk dirinya sendiri dan Safira. Safira duduk di meja makan, ia mendengarkan percakapan di ruang tamu.

Dari ruang tamu terdengar suara pertengkaran Abiyasa, Krishna dan Dewa. Abiyasa bersikeras arjuna masuk ke rumah utama dan mengirimkan Safira ke nenek dari pihak ayahnya yang ada di Jawa. Safira menangis terisak-isak ketika mendengarnya. Arjuna bersikeras tidak mau tinggal bersama ayahnya, ia ingin tinggal sendiri di rumah tersebut. Arjuna juga berkata bahwa ia tak akan berpisah dengan Safira. Dewa berkata bahwa sebaiknya Arjuna tinggal bersama dirinya, mengajak Safira juga. Abiyasa menolak mendengarnya, ia mempertanyakan mengapa ia harus merawat anak dari orang yang telah merebut istri sahabatnya sendiri. Dewa menegur ayahnya untuk berhati-hati bicara, Abiyasa memintanya untuk diam.

CUT TO

07. Int. Rumah Arjuna-Ruang tamu. Siang

Pemain: Arjuna, Abiyasa, Krishna, suami Shinta, Dewa

Arjuna menunjukkan ekspresi marah mendengar Abiyasa mengejek ayah tirinya, kata-kata yang kemudian keluar dari mulutnya tetap sopan tapi masih menunjukkan ekspresi marah. Ia mengatakan bahwa Ia sama sekali tak berminat masuk ke rumah utama, baik tanpa atau dengan safira. Ia merasa tak akan damai jika tinggal di sana. Abiyasa berkata keras bahwa itu tidak mugkin karena Arjuna adalah calon pewaris grup Drajadbuwana generasi keempat. Arjuna berkata dengan sopan bahwa ia tak ingin menjadi pewaris grup Drajadbuwana dan meminta Abiyasa untuk tidak menjelek-jelekkan ayah tirinya. Arjuna mengatakan bahwa ia sangat menghormati bapak(/ayah tiri)nya. Krishna menengahi pertengkaran mereka berdua, ia berkata kepada Arjuna bahwa jika ia menghormati dirinya sebagai ayahnya, ia harus mau masuk ke dalam rumah utama sebagai pewaris grup Darajadbuwana.

Krishna mengungkapkan bahwa seharusnya Arjuna tinggal bersama dirinya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia setuju dengan Abiyasa bahwa Safira harus ikut dengan nenek dari pihak ayahnya karena neneknyalah yang lebih memiliki kewajiban mengurus Safira daripada keluarganya yang tak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Dewa mengungkapkan bahwa ayah tiri Arjuna adalah sahabatnya dan Krishna sebaiknya berbelas kasih dengan merawatnya, ia mencontohkan keluarga Jerry yang mengasuh Junior dan Lilian setelah kematian orang tua mereka. Krishna bersikeras bahwa persahabatannya dengan ayah tiri Arjuna telah putus sejak ayah tirinya itu merebut istrinya dari dirinya tujuh tahun lalu.

Arjuna berkata sopan sambil menahan marah pada ayahnya untuk tidak berkata buruk tentang ayah tirinya. Ia tak terima ayah tirinya dijelek-jelekkan begitu rupa. Krishna berkata marah kepada Arjuna karena Arjuna lebih berpihak kepada Ayah tirinya dibanding dengan dirinya yang merupakan ayah kandungnya. Arjuna pun menjawab dengan tegas “karena pria yang merupakan ayah tiri itu yang hadir saat ia bertanding dalam perlombaan murid berprestasi, karena beliau yang merawatnya ketika ia jatuh sakit, dan juga karena beliau yang mengajarinya naik sepeda, menyetir mobil, main sepak bola dan belajar”. Krishna terdiam mendengarnya. Arjuna berdiri dan berkata bahwa ia lelah, ia ingin istirahat lalu keluar dari ruang tamu. Ia bediri bersandar di balik tembok ruang tamu, tak terlihat oleh orang-orang yang di ruang tamu.

Dewa memandang Abiyasa lalu berkata bahwa ia berharap ia memiliki ayah tiri juga. Abiyasa memandang tajam kepada Dewa tapi tidak berkata apapun. Dewa melanjutkan ucapannya “ sehingga aku memiliki ayah untuk menggantikan ayah kandungku hadir dalam upacara wisudaku karena ayah kandungku sedang menjamu rekan bisnisnya dari China dengan beberapa wanita penghibur di sebuah hotel”. Dewa juga meminta Abiyasa dan Krishna untuk tidak memaksa Arjuna masuk ke rumah utama karena kebahagiaan Arjuna ada di rumah ini, bukan di rumah keluarga Drajadbuwana. Ia meminta kakaknya untuk setidaknya kali ini melakukan tugasnya sebagai ayah, memberikan kebahagiaan kepada anaknya. Dengan cara itu ia baru bisa mengejar ketertinggalannya dari mantan sahabatnya dalam menempati hati Arjuna. Dewa juga mengatakan bahwa sebaiknya Krishna instropeksi diri atas perceraiannya dengan ibu Arjuna, jangan mengkambinghitamkan ayah tiri Arjuna. Dewa berdiri lalu keluar dari rumah Arjuna.

FLASHBACK SELESAI

08. Int. Rumah Arjuna-dapur+ruang makan. Sore

Pemain: Arjuna, Dewa, Jerry, Safira

Jerry dan Safira berada di ruang makan-dapur. Jerry duduk di ruang makan sedang safira membawakan minuman untuknya. Arjuna turun dari kamarnya diikuti dengan Dewa yang membawa bantal hati tersebut. Dewa memaksa Arjuna untuk memberikan alasan mengapa ia membeli bantal hati tersebut dan mengungkapkan kecurigaan bahwa Arjuna ada hubungannya dengan pembuat website.

Arjuna tak menanggapi segala omelan Dewa, ia malah meminta safira untuk membelikan rokok di supermarket kecil di depan pintu gerbang kompleks dan memberi Safira uangnya. Safira mematuhi kata-kata Arjuna, ia keluar untuk membeli rokok. Arjuna pergi ke dapur, membuat lemon tea untuk dirinya sendiri. Dewa menghampiri jerry, menunjukkan bantal itu pada Jerry dan minum es Jerry. Jerry mengambil dan mengamatinya, Arjuna menarik kursi di sebelahnya.

Arjuna berjalan ke meja makan sambil meminum esnya, ia lalu duduk di meja makan. Dewa dan Jerry memandangnya tajam.

FADE OUT

DREAM AND HAPPINESS EPISODE 03, PART 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi-bagi pendapatnya ya...