Minggu, 05 September 2010

Menjadi Manusia Gaptek

Menurut survey majalah SWA tentang perilaku konsumen di Indonesia, salah satu ciri konsumen Indonesia adalah gaptek. Alias Gagap teknologi. Saya pun dengan berbesar hati mengajukan diri sebagai contoh hidupnya. Walaupun saya bisa digolongkan ke dalam generasi Y (kelahiran antara 1980-1990) yang katanya memahami fungsi teknologi informasi dan memanfaatkannya sebisa mungkin, jujur saya jauh dari itu. Manfaat keberadaan Facebook dan Twitter tak terasakan oleh saya karena saya tak memiliki account keduanya.

Pengalaman dengan friendster yang tak terurus membuat saya menasbihkan berbagai jaringan sosial ini sebagai sebuah trend. Sempat tergoda juga untuk membuat account Linkedlin, tapi saya terlalu sayang melepaskan predikat saya sebagai manusia gaptek. Berhubung predikat gaptek ini sudah tersebar seantero teman kampus, saya memutuskan gaptek sebagai bagian dari diri saya. Taka ada rasa malu di dalamnya dan jujur kebanggaan kecil (yang sepertinya silly) menggantikan rasa malu itu.

Sebagai manusia gaptek, apa yang biasanya saya lakukan ketika meluncur di Internet?

Sebagian besar waktu Internet saya saya habiskan membaca info-info saja, entah info-info soal drama-drama Asia, atau info-info yang menunjang kuliah. Maklum dunia Akuntansi, banyak banget info-info bisnis dan keuangan yang harus saya update (tapi sedikit banget yang nempel di kepala). Saja juga memiliki keanggotaan, keanggotaan yang lumayan out of date, yahoo answer, looklet dan youtube. Yang terakhir saya sebutkan sudah tak pernah saya buka, yang kedua jarang banget saya buka dan yang pertama berhubung saya masih sangat membutuhkannya, sering saya buka.

Sebagai manusia gaptek saya belum mengerti cara membuat jaringan di internet. Maksud saya, saya nggak mampu menghubungkan jenis jaringan yang saya inginkan dengan kemampuan jejaring sosial tersebut untuk membentuk jaringan. Di sisi lain tersandung masalah biaya, sebagai mahasiswa miskin, cost membentuk jaringan lewat internet tersebut belum affordable buat saya. Saya masih menunggu tarif paket data yang lebih murah, hehehe. Dan sebagai mahasiswa yang sibuk (menonton drama-drama Asia), rutinitas update status menjadi hal yang merepotkan. Saya tak menyukai hal-hal yang merepotkan ini.

Doakan saja, Manusia gaptek ini mau belajar untuk jadi nggak gaptek lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi-bagi pendapatnya ya...